teriakan ngeri tercekat di tenggorakan
berontak
tapi asa semakin suram
dan kabut kepedihanpun menjelang
hanya do'a terpanjat
ke haribaan ilahi robbi
dengan dinaungi sejuta kasih
dari mereka yang masih peduli
tak urung kilat kecerahan dari mereka
yang menghamba dan meminta
beri dorongan nurani tuk bertahan
dalam rajut harapan yang hampir terberai
maaf aku hanya manusia biasa
ada masa
ada asa
ada rasa
selama kuhirup aroma kehidupan
dan kaki masih mampu dilangkahkan
kan kugapai jalan dan kesempatan
walau terjal dan garang
kadang tak beri waktu sedikitpun
untuk menghitung peluang
[ allohumma inni as-aluka al-'afwa wal-'afiyata.. fidunya wal akhiroh ]
Tuesday 15 September 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment