Saturday 17 January 2009

Sayup suara genderang terdengar syahdu
Menyeru namamu
Mendesak sanubari
Terbuai terbawa mimpi

Kering kadang terkekang
Gundah tatkala hilang
Mengiyakan lambaian hati
Menunggu jawab nan lama diharap

Dudukpun terasa senyap
Tak jua hilang bayang menerkam
Walau harap tertiup angin
Namun senyummu tetap berkibar

Gelap bayang berkarat
Pahit rasa nan pekat
Terpahat kuat tak harap lepas
Sampai terberai di hantam badai

(Memory 3 Januari 2009 - wrote when my heart so feeling hard)


انا لله وان اليه راجعون - tergerak bibirku ketika suara kakak-ku mengabarkan kepergianmu.


Bapak,

Sungguh kami sangat sedih dan kehilangan. Namun kami sadar sekuat apapun kami berusaha menahan bapak untuk selalu menyertai kami, Yang Esa-lah yang menentukan. Kami harus relakan bapak menghadap sang Khaliq dengan disertai do’a tulus agar selalu dimudahkan dan dilapangkan jalan bagi bapak, diterima amalan baik bapak, diampuni dosa dan kesalahan bapak, diselamatkan dari siksa kubur dan akhirnya nanti dimasukkan fii jannnatal firdaus.


Bapak,

Masih sangat lekat di ingatanku, saat aku bersama saudara2-ku dengan tekun mendengarkan bapak bercerita tentang kisah kepahlawan atau terkadang dongeng2 setelah sebelumnya bapak ajari kami membaca ayat-ayat suci al-qur’an ataupun do’a do’a.


Masih terngiang di telinga-ku bagaimana terkadang bapak memarahi aku saat aku tidak memenuhi tanggung jawabku dengan kata-kata yang sulit aku lupakan, yang saat itu seakan menarik darahku ke kepala namun sekarang aku sadari memang seharusnyalah hal itu aku terima sehingga aku bisa seperti sekarang ini.


Seakan masih terasa sakitnya telinga ini karena jeweran bapak, saat hari sudah sangat larut dan aku tidak segera pulang karena asyik menonton pertunjukan di kampong sebelah atau asyik bermain dengan teman-teman.. yang sekarang baru aku sadari memang aku layak menerima itu sebagai bentuk contoh bagi adik-ku.


Dan akupun masih ingat, saat dengan terpaksa aku membantu memasang kancing atau yang lainnya di kemeja yang menjadi hasil karya bapak, menjahit dan lainnya yang waktu itu kurasa sangat menyita waktuku.. namun sekarang aku sadar hal itulah yang membentuk diriku bisa melakukan hal yang tidak setiap temanku bisa melakukan itu.

Dan mungkin masih banyak lagi ingatanku tentang hal yang telah bapak ajarkan pada-ku.. sehingga aku bisa menjadi seperti sekarang


Bapak,

Maafkan aku, apabila ada perilakuku yang tidak berkenan di hati bapak dan belum sempat aku meminta maaf sebelumnya.

Maafkan aku, apabila aku sering mendebat bapak.. aku tahu ternyata bapak sangat teguh dalam pendirian.

Maafkan aku, aku belum bisa membahagiakan bapak sepenuhnya walaupun bapak tidak pernah menuntut untuk itu.


Bapak,

Berbaringlah dengan tenang, tidurlah dengan bahagia.

Kami selalu mendo’akan bapak.

Kami selalu mengingat nasehat dan petuah bapak

Kami selalu berusaha menjadi yang terbaik


Selamat jalan bapak,

Bapak akan selalu di hati kami

Kami akan selalu merindukanmu


Blog Archive

Breaking News

Popular Posts